Sebuah Perbandingan

Bangun pukul 05.15, kemudian mandi dan shalat diteruskan dengan sarapan. Menu sarapan yang hampir selalu sama tetapi sangat ia gemari: breakfast cereal dan susu. Tidak lama berselang, lebih kurang pukul 06.45 ia segera mengenakan perlengkapan bermotor, mulai dari sarung tangan, helm berstandar resmi, masker, dan jaket. Dan ia sekarang sudah siap berangkat menuju sekolah bersama ayahnya.

Kondisi tersebut, aku saksikan selama lebih dari satu semester ini. Aktivitas yang dijalani oleh seorang anak berusia 7 tahun yang bernama Nayla Yara. Putri pertama dari pemilik kosan yang aku tinggali. Sering aku berfikir, apakah Yara tidak merasakan letih dengan aktivitas itu? Pergi dan pulang ke sekolah dengan pemandangan lalulintas jalan Margonda-Sawangan yang hampir tak pernah mengenal kata lengang. Kemudian aku mencoba membandingkan dengan keseharianku saat aku seusianya. Aku berangkat sekolah bersama teman-temanku, atau jika sudah kesiangan aku diantar oleh pengasuhku dengan sepeda. Saat berangkat bersama teman-teman, kami biasanya asyik ngobrol, mulai dari serunya film kartun yang sedang 'in' sampai cerita seputar mainan kita masing-masing. Tak jarang pula sambil jalan kami memetik bunga, dedaunan hingga memungut buah melinjo, cengkeh yang kita temui sepanjang jalan menuju sekolah.

Jalan menuju sekolahku adalah jalan tanah yang di kanan-kirinya masih lebat dengan aneka pepohonan. Tidak jarang saat hujan lebat kami (aku dan teman-teman) harus melepas alas kaki karena jalanan yang kami lewati banjir. Saat pelajaran ilmu pengetahuan alam (IPA), seringkali ibu guru memberi contoh tumbuh-tumbuhan dan hewan, yang kemudian dengan mudah dapat kami temui di sekitar tempat hidup kami. Menyenangkan, itulah ingatan yang tersisa di benakku akan hari-hari di sekolah dasar. 

Masih dalam alam perbandinganku, aku membayangkan suatu saat nanti, dunia anak-anak akan menjadi seperti apa ya? Saat tutupan lahan didominasi oleh bangunan dan semen, saat tumbuhan kian sulit untuk menancapkan akarnya dan satwa pun semakin sulit untuk beradaptasi dengan kondisi lingkungan. Lalu, jalan-jalan yang mereka lewati begitu padat dengan kendaraan, dan bahkan mungkin kemacetan. Kemudian, saat mereka dewasa nanti, bagaimana mereka mendefinisikan masa kanak-kanak yang mereka alami?

Halaman

Teman I-Can

Ingin Menyapa?