Sirnalah Gundah, Gantikan dengan Keceriaan

Dari mana harus bermula? Pertanyaan ini yang kerap hadir memberi warna kegundahan dalam jiwaku. Saat begitu banyak hal harus ku kerjakan dan ku fikirkan pada satu waktu yang hampir bersamaan. Seolah diantara mereka (pekerjaan dan hal yang harus ku fikirkan) berebut meminta didahulukan. Kondisi macam inilah yang seringkali menjadi penyebab aku jatuh sakit, dan kekebalan tubuhku sangat rendah untuk menangkal hadirnya 'virus' ini.

Menempatkan setiap urusan dan pikiran pada kubik-kubik terspisah dalam kepalaku, itulah prinsipku. Karena jika semuanya sudah menempati ruang-ruang tersediri dalam kepala, akan mudah bagiku untuk menyelesaikannya satu per satu, tentunya dengan riang dan lapang. Namun, aku sendiri belum mengetahui sebabnya, kenapa akhir-akhir ini, setidaknya 3 bulan terakhir, sungguh sulit aku menempat-nempatkan isi kepalaku ke dalam ruang masing-masing. Dikendalikan oleh keadaan, lebih kurang begitu kondisinya. Kondisi yang sebelumnya sangat jarang aku alami, karena aku selalu punya settingan mind set dan langkah taktis untuk akhirnya akulah yang menjadi pengendali keadaan bukan sebaliknya. 

Keceriaanku pun harus terkikis, sesak di dada tanpa diketahui ujung pangkalnya pun sering melanda, kemudian saat ragaku tak lagi kuat menahan kondisi jiwa yang 'limbung' maka jatuh sakitlah aku. Kalo sudah begini kondisinya, aku sangat butuh kesendirian, menjaga jarak dari hiruk pikuk manusia. Kumandang adzan dan suara murottal al qur'an menjadi salah satu obat penawar kegundahanku, biasanya hatiku kemudian meluluh dan air mataku tak lama akan meleleh. Setelah itu helaan nafas panjang yang seolah melepas 'beban' berat bisa aku hembuskan. Lalu, beberapa waktu berselang setelah itu, aku akan segera memainkan jari-jemariku di atas keyboard notebook untuk mencoba mengurai segalanya. Bagiku, mengurai kegundahan akan membimbing ku menemukan masalah sebenernya dan setelah itu akan mudah bagiku untuk menemukan obat yang tepat untuk masalah yang melandaku.

Syukurku tiada berbilang, saat Allah izinkan aku menata hati dan pikiranku, sehingga keceriaan dan rasa lapang menjalani hari-hari menjadi selimut hari-hariku. Namun, yang membuatku sering bertanya-tanya, bagaimanakah aku bisa lebih imun terhadap 'virus' sesak dan gundah ini, ataupun 'bakteri' complicated minded yang akan mengobrak-abrik aktivitas pekerjaan, belajar dan bisa jadi ibadahku. Seiring waktu menghantarkan aku pada usiaku yang tak lagi remaja, serangan 'virus' dan 'bakteri' itu semakin kerap menghampiri dengan beragam modifikasi. 

Semoga Allah senantiasa membimbingku menemukan jalan terbaik dari penat dan gundah yang melanda. Allah, hindarkan aku dari keputusan mengambil solusi yang kering akan rahmat-Mu. Allah, disaat aku butuh sendiri maka hanya dengan penjagaan dari-Mu lah aku bisa bertahan. Allah, masih banyak cita dan rencana yang akan kurangkai sebagai hadiah untuk ayah dan ibuku, untuk itu kuatkan pijakanku dan teguhkan kesabaranku dalam meniti tiap tangga kehidupan ini. Allah, aku juga tidak ingin terlalu sibuk dengan masalahku sendiri, aku ingin berbagi waktu dan keceriaan dengan rekan kerjaku, rekan kuliahku, sahabat-sahabatku, dan setiap orang yang ada di sekelilingku.

0 comments:

Posting Komentar

Halaman

Teman I-Can

Ingin Menyapa?