Ridho itu yang ku pinta


Berada pada kondisi yang menyenangkan adalah dambaan setiap insan. Tapi bagaimana jika bahagia ataupun menikmati apa yang kita suka tidak berbarengan dengan datangnya sebuah ke-ridho-an. Apakah masih bisa kita merasa bahagia?
Pertanyaan yang tak mudah ku menjawabnya. Jika aku mau jujur bisa saja ku pilih tetap menikmati kebahagiaan itu, tidak kepedulikan ridho itu. Mungkin sempat aku ingkar dengan kata hati kecilku, sempat menuli dengan lonceng peringatan yang seringkali bergetar. Hingga akhirnya, aku mulai resah dengan kebahagian itu. Lonceng yang berbunyi dari hati kecilku kian nyaring adanya. Akupun mulai berfikir dan terus berfikir. Hampir tak berdaya aku dibuatnya, terkuras energiku tuk berfikir.
Akhirnya setelah aku berfikir dan merenung beberapa lama, setelah kegelisahan kualami, setelah resah tak menentu dan berkali-kali air mata jatuh karena ini, jatuhlah pilihan di depanku,,lanjutkan dengan mengurangi ridho ataukah berusaha untuk merelakan dengan berharap sebuah keridhoan..
Kembali air mataku terjatuh,,niat saja tidak cukup untuk menjemput ridho itu. Kesungguhan untuk mewujudkan jauh lebih sulit..
Hari ini baru selangkah aku berpijak dari sekedar niat,, tapi sungguh berat ternyata,,,pedih,,

Mencoba ikhlas,,

Pengorbanan mana yang tidak dengan air mata, kebahagian apa yang tidak dengan usaha,, apalagi untuk sebuah ridho,,barang mahal dan langka bukan??
Y Robb,, meski air mata ini tak kunjung berhenti mengalir aku akan terus berusaha tapi aku tidak yakin aku bisa.. aku butuh pertolongan dan penguatan dari Mu. Cukupkan bagiku ridho itu..............................
Aku percaya janji Mu ya Robb, bahwa semua akan indah pada waktunya,,,
Angin bawa pergi kegundahan ini,, hujan basahi hati agar tak lagi gelisah

Desaku, Syawal 1430 H

0 comments:

Posting Komentar

Halaman

Teman I-Can

Ingin Menyapa?