Jadilah Pemberani!!

Seringkali orang sangat berani melakukan suatu tindakan namun begitu penakutnya untuk menanggung resiko akan apa yang telah ia perbuat. Dari kalimat itu, bagiku (lagi-lagi definisi operasional menurutku) keberanian adalah berani merencanakan, berani memutuskan, berani bertindak dan berani mempertanggungjawabkan. Itu paket lengkap, baru bisa dibilang pemberani.
Beranilah jika kamu yakin itu benar! Wah, nampaknya sulit ya untuk bisa beranjak berani, untuk menilai benar atau salah saja belum tentu bisa. Tentu sulit, itu jawabanya. Sulit dilakukan jika kita melandaskan penilaian hanya berdasar atas kehendak diri kita. Nah, untuk itu dalam menilai benar dan salah pakailah pedoman yang akurat. Pedoman yang dijamin kebenaran dan keabsahananya serta selalu terjaga dari amandemen yang dilakukan atas adasar kepentingan. Yap, benar sekali, pedoman itu tidak lain adalah Al Qur'an dan Sunnah. Jika kita senantiasa berpegang atasnya, sudah ada jaminan keselamatan untuk kita.

Oke, aku sudah tahu pada apa aku harus berpedoman. Referensi apa saja yang harus aku acu untuk menjadi pilihan jalan hidupku. Namun, rasa berat dan sulit itu masih juga datang. Begitu banyak apa yang tertulis di pedoman itu. Apakah aku mampu? Tenang, tidak ada tuntutan bagi kita untuk langsung melakukan semua. Pelan pelan saja, tapi pasti. Sedikit demi sedikit saja, tapi berkesinambungan. Itu jauh lebih baik.

Masih bertanya akan mampu atau tidak ? jawabanya hanya satu : MAMPU. Pedoman itu disusun oleh YANG MAHA TAHU. Tidak akan mungkin salah assessment, over dosis dan melebihi ambang batas kemampuan. Yang membedakan orang satu dengan yang lain hanyalah waktu, kapan dia mampu, kapan kamu mampu dan kapan aku mampu. Jadi kata kuncinya ada pada proses masing-masing. Perbedaan hanya terletak pada kapan seseoarang sampai waktunya hingga ia menemukan jawaban atas pertanyaan HOW TO. Jika HOW TO sudah terjawab, cara sudah ditemukan maka kemampuan pun akan mewujud.

Baiklah, jika begitu, berarti tidak ada dalam kamus kehidupan kalimat : aku tak mampu, tapi yang ada hanyalah : aku belum tahu caranya bagaimana untuk.
Dan aku harus jadi pemberani, berani beranjak untuk mencari dan berusaha menemukan HOW TO dari setiap THINGS TO DO itu.

*Monolog tengah malam: coba hadirkan kembali bulir-bulir semangat perbaikan diri. Meyakini apa yang telah diketahui, dan berani melakukan apa yang telah diyakini. Sehingga tak hanya hati yang membenarkan, tak hanya lisan yang mengucapkan namun perbuatan pun menjadi sebuah cerminan akan sebuah keyakinan.

0 comments:

Posting Komentar

Halaman

Teman I-Can

Ingin Menyapa?