Kedamaian Kan Muncul Kembali

Terbersit sebuah harapan saat aku menatap kalender meja yang nangkring di sebelah laptopku. Bulan Juni hendak menampakkan diri karena sang Mei tak lama lagi akan pergi, sedangkan April memang sudah lama menutup lembaran hari-hari.
Sebuah harapan akan kedamaian. Kedamaian yang merupakan manifestasi ketenangan jiwa dan sehatnya raga. Bulan April dan Mei kali ini benar-benar bulan yang mengusik nurani, sehingga aku begitu sulitnya untuk bersua dengan damai. Mungkin jika boleh aku senandungkan hariku pada bulan-bulan itu, adalah layaknya petikan lagu ini :


Sahabat ...
Duniaku kini tiada ceria
Hilang entah ke mana
Detik-detik yang ku lalui
Penuh duri

Bilakah segalanya akan berakhir
Kedamaian kan muncul kembali

 
Mengapa tangisan itu
Masih terdengar lagi
Adakah tiada siapa peduli
*

Namun, atas izin dan pertolongan dari-Nya aku tetap bisa berjalan di atas hari-hari penuh duri itu. Duri dengan berbagai definisi tentunya. Awalnya, aku mengira aku tidak akan kuat melampaui kondisi saat itu, benar-benar berat. Hingga pada akhirnya aku kembali tersadar akan janji-Nya : bahwa DIA tidak akan memberikan lebih dari yang kita bisa, dan teringat janji-Nya pula bahwa kemudahan akan DIA hadirkan setelah datangnya kesulitan.

Sekarang, bukan saatnya lagi aku untuk mengenang sensasi tiap duri-duri yang kulewati, biarlah sang duri menyisakan sebuah kisah yang sarat akan hikmah. Karena aku pun tahu, banyak cara  bagi kehidupan untuk mengajariku.

Sekarang, saatnya bagiku untuk meneruskan putaran waktu, mengisinya dengan sepenuhnya usaha dan keagungan do'a. 


Kukatakan pada diriku -dengan sepenuh keyakinan tanpa menghapus variabel Kuasa Allah sebagai Pemilik Kekuasaan- Kepahitan yang ku lalui pasti berakhir  dan Kedamaian kan muncul kembali
*Lagu Kedamaian - Brothers

0 comments:

Posting Komentar

Halaman

Teman I-Can

Ingin Menyapa?